Rabu, 25 Juni 2008

PAMERAN BULAN JULi Ini

INVITATION
‘SEQUENCE’
A Solo Exhibition of Handy Hermansyah
Curated By: Rizki A. Zaelani
We cordially invite you to the opening of the exhibition at
Soemardja Gallery,
Faculty of Visual Arts and Design ITB,
Jl. Ganesha 10 Bandung ,
Tuesday, July 1st 2008 at 7.30 pm onwards
The exhibition will be open everyday for public from
July 2nd - July 12th 2008, 09.00 am – 04.00 pm
Closed on sunday and national holidays

Senin, 23 Juni 2008

VENTAMMO BROTHER SIAP PUBLIKASIKAN PORTFOLIO ANDA

Untuk meningkatkan dan memperluas jaringan serta mempererat tali silaturahmi desainer produk se INDONESIA, maka kami VENTAMMO BROTHER dengan senang hati untuk mempublikasikan portfolio Anda!!!

jika berniat kirim email ke ventammo@gmail.com atau jhinxyeah@yahoo.com

STAY ALIVE

regard

VENTAMMO BROTHER

Sabtu, 21 Juni 2008

Pendidikan Desain Produk Industri (apakah sudah memenuhi standard profesi?)

Written by Carroll Gantz
Tuesday, 05 July 2005
Pendidikan Desain Produk Industri:
Apakah sudah memenuhi standard profesi ?

oleh Carroll Gantz, FIDSA


Banyak profesional yang akan menjawab dengan serentak, "TIDAK !" Meskipun selalu ada mahasiswa luarbiasa yang mampu membalik anggapan tersebut, namun secara mayoritas belumlah siap, baik secara teknik dan motivasi, untuk melakukan secara baik dalam lapangan kerja dimana mereka telah dipersiapkan. Mereka seringkali menemukan kesulitan atau bahkan mustahil untuk mendapatkan posisi dalam sebuah kerja profesional. Jika mereka bisa, mereka juga seringkali membutuhkan beberapa tahun pelatihan-kembali dan pengalaman untuk mendapatkan produktivitas minimal. Hanya beberapa yang memiliki "sense" dalam dunia bisnis, apalagi kemampuan untuk mendirikan firma desain mereka sendiri. Dalam sebuah pasar dimana keahlian dalam computer aided design adalah sebuah nilai yang tinggi, hanya beberapa lulusan yang bisa memanfaatkannya. Kemampuan presentasi verbal dan tulisan jarang dimiliki. Dan yang paling menyedihkan, banyak yang tidak realistis dalam harapan mereka sendiri dan lupa pada permintaan-permintaan dari atasan dan calon klien mereka.


Bagi siswa-siswa dan orang tuanya yang membayar lebih dari 100.000 dollar amerika untuk sebuah program yang direkomendasikan oleh profesinya dan diakreditasi oleh Asosiasi Sekolah Seni dan Desain Nasional Amerika (NASAD), dengan pemahaman dan pengharapan bahwa gelar tersebut tidak hanya untuk mengawali karir, tapi juga sesuatu yang menimbulkan prestise dan respek; lapangan kerja yang nyata yang disembunyikan,kurang lebihnya. Yang terburuk, mereka merasa dicurangi. Para praktisi lapangan merasa disakiti.


Dimana pendidikan adalah sesuatu yang selalu kompleks, masalah utamanya justru kelihatan jelas. Profesi desainer produk industri telah berubah secara radical lebih dari 50 tahun terakhir. Pengurangan tenaga kerja telah mengurangi posisi yang tersedia, yang kemudian meningkatkan kebutuhan untuk menjadi enterpreneur. Keahlian menggalbar dan membuat model secara manual telah diganti dengan teknologi komputer. Ekspresi individu harus diganti dengan kerjasama multi-multidisiplin dan pemahaman praktek bisnis. Pada akhir abad, desain bukan lagi seni, dan tidak ada lagi pelindungnya (patron). Desain adalah bisnis


Namun pada waktu 50 tahun yang sama, pendidikan desain produk industri tetap tidak berubah. Para pendaftar masih dipilih dengan dasar potensi keahlian "artistik" mereka, tingkah laku dan motivasi. Beberapa tahun belajar seni kadang masih dibutuhkan sebelum pendidikan desain yang "sebenarnya" dimulai. Estetis dan teori desain dinilai terlalu lebih daripada esensi teknik dan bisnis.

Sesuatu dalam pendidikan telah berubah, tetapi bukan untuk menjadi lebih baik. Kebijaksanaan yang dikontrol oleh materi (uang kuliah) memberikan nafas pada kuantitas daripada kualitas, dan melubernya inflasi lulusan mengakibatkan performa jelek dapat lulus dengan nilai tinggi


Sistem dosen tetap (tenured faculty), dilakukan pada pendidikan tahun 60an, seringkali menanamkan kepada mahasiswa, kehendak pendidiknya sendiri dan tingkah laku anti-bisnis. Mereka itu, bukanlah praktisi, melainkan ahli teori.

Mengapa pendidikan desain gagal untuk menyamakan langkahnya dengan perubahan yang terjadi pada profesi ini ? Mengapa banyak lulusan yang tidak dapat menembus profesi level fresh graduate ? Jawabannya terdapat pada beberapa tempat spesifik dan tertentu yang tidak tertampung dalam sistem itu sendiri, beberapa diantaranya sulit diubah.


Yang pertama adalah wabah dosen tetap. Hampir semua orang non akedemis tidak dapat membayangkan kekuatan dosen tetap pada administrasi universitas. Pertahanan mereka terhadap perubahan adalah memberi penghargaan kepada para dosen tetap atas kepatuhannya, bukan kepada mereka yang mengembangkan keahlian dan ide-de baru. Pada dasarnya : pejabat/dosen tetap, bagaimanapun ketidakmampuannya, tidak bisa dipecat. Banyak anggaran jurusan tercurah untuk salary dosen tetap, dengan rendahnya kapasitas pengajaran mereka. Jadi, banyak pengajar junior dibutuhkan untuk menyampaikan materi yang sebenarnya, sementara sedikit yang tersisia untuk peralatan, supply dan fasilitas. Diatas masalah ini, dosen tetap mengembangkan program S2 yang mahal, bukan karena mereka tertarik pada profesi ini, tapi karena program tersebut menghasilkan dosen junior baru, jabatan prestigius di dunia pendidikan, dan tentu saja, bekerja pada dosen tetap. Inilah mengapa biaya kuliah semakin besar, dan mengapa pengurangan staff sebagai kunci dari produktivitas tidaklah diperlukan. Dengan sistem tetap yang bertentangan dengan jaman ini, perubahan terhadap pendidikan akan susah dilakukan.

Kedua, tidak ada mekanisme internal untuk mengukur efektivitas performance dari para lulusan dalam profesi sebenarnya. NASAD memfokuskan pada kriteria seperti fasilitas, salary dosen, anggaran, dan jam kredir; bukan pada performa mahasiswanya. Tim evaluasi NASAD terdiri dari pendidik yang dipilih oleh pendidik. Asosiasi Desainer Produk Amerika (IDSA), yang dari tahun 1970 sampai tahun 1984 menjalankan sendiri Program Pengakuan Sekolah independen dengan evaluasi dari para praktisi sebagai bagian darinya, kini tidak lagi melakukan hal tersebut. Dengan tidak adanya kriteria atau pengukuran performa profesional, susah untuk dilakukan perubahan pada pendidikan.


Ketiga, tidak adanya pengaruh pasar dari luar pada program akademis, seperti pada dunia luar, yang mungkin bisa memaksa perubahan kurikulum, jurusan dan performa mahasiswa yang lebih kompetitif, atau pengurangan pengeluaran. Banyak program yang membayar komentar dari praktisi sebagai input melalui dewan penasehat, yang mereview program dan mempersiapkan rekomendasi keluaran, hanya untuk melihatnya menjadi debu tanpa terlaksana.


Tetapi ada beberapa harapan. Jika profesi desain produk industri dapat mendesak tekanan pasar yang sebenarnya pada sekolah, perubahan akan terjadi. Yang dibutuhkan adalah tindakan dramatis dan berani oleh para praktisi.


Dan mengapa tidak ? Praktisi desain produk induktrilah, yang sebenarnya, memicu sistem pendidikan seperti sekarang, lebih dari 60 tahun yang lalu. Dua program pertama diciptakan oleh direktur desain perusahaan pertama pada Westinghouse, Donald Dohner. Pada tahun 1944, sebuah kurikulum 4 tahun yang ideal diciptakan oleh badan sebelum IDSA, Industria Designer Institute (IDI), berdasarkan pendapat umum anggotanya--semuanya praktisi. Ini kemudian menjadi model program pengajaran pasca perang.


Tujuan dari program pendidikan pertama ini adalah untuk mempersiapkan mahasiswa atas kebutuhan mendesain pada industri dan pegawai studio desain pasca perang, atau pada praktek independen di lapangan. Program ini memasukkna pendidikan seni dasar untuk menghasilkan konsep visual dua dan tiga dimensi yang efektif, dan pendidikan secara general, diantaranya termasuk komunikasi verbal, fisika, sejaran seni, prosedur bisnis, drafting, riset pasar, metode produksi, dan matematika.


Lalu, pendidik profesional mengambil alih. Pada tahun 1948, ada 22 program mengajar desain produk industri, yang bersama-sama, membentuk apa yang kemudian menjadi Asosiai Sekolah Seni dan Desain Nasional (NASAD), dan menerapkan akreditasi pada semua program seni dan desain. Hal tersebut terus dilakukan, dan sejak tahun 1984, hasilnya dipublikasikan, tetapu tidak memenuhi performa standard fresh graduate yang dikembangkan oleh IDSA.


Jadi, mengapa tidak IDSA, satu-satunya organisasi nasional yang mewakili profesi desain produk industri, mengambil tanggung jawab tindakan tambahan yang dibutuhkan untuk memproduksi pengaruh pasar yang sebenarnya untuk perubahan pendidikan ?

Jalan paling efektif untuk melakukan itu adalah melalui setifikat desainer produk yang disetujui IDSA melalui tes nasional. Tindakan semacam ini. jika dilakukan, akan mengikuti tindakan disiplin ilmu lain seperti teknik, arsitektur dan desain interior, yang sudah bertahun-tahun melakukan tes untuk standard minimum dalam lapangan kerja mereka.


Sertifika IDSA bukanlah sebuah ide baru. Setalah bertahun-tahun membandingkan pilihan aturan-aturan, termasuk pendaftaran dan prijinan, IDSA menyimpulkan bahwa sertifikat tersebut adaalh cara paling ekonomis dan efektif. Pada tahun 1970, IDSA mengembangkan dasar kualifikasi entry level dan masih mempublikasikannya pada direktori tahunan. Sebuah rencana kualifikasi pemeriksaan untu tes tersebut telah dipersiapkan untuk diterapkan setalah persetujuan NASAD tahun 1984, bagian dari rencana jangka panjan IDSA, tetapi tidak ada tindakan lanjutan yang dilakukan.


Yang terbaru, sebuah Task Force IDSA, ditunjuk untuk mereviews peran IDSA dalam pendidikan desain, direkomendasikan pada tahun 1995, " IDSA mengambil inisiatif untuk proses sertifikasi formal untuk mengenali standard minimal untuk berpraktek di lapangan kerja desain produk industri. Sertifikasi IDSA tidak akan menjadi patokan baru dan hanya akan menjadi sebuah pengakuan standard oleh IDSA" Meskipun diterima, 2 Administratif IDSA yang berkutnya tidak mengambil tindakan apapun atas rekomendasi ini, kemungkinan karena adanya kesibukan denngan program IDSA excelent award, yang sayangnya, memiliki sedikit pengaruh pada program pendidikan.


Sukarelawan percobaab sertifikasi IDSA dapat berhubungan langsung, atau tidak berhubungan dengan keanggotaan IDSA. Biaya administrasi dan percobaan, dilakukan dengan basisi regional, yang dapat diambil dari biaya pendaftaran. Saat ini sudah tersedia jaringan nasional untuk fasilitas dan personal untuk percobaan secara mandiri, yang melakukan pelayanan yang sama untuk semua organisasi profesional. IDSA hanya butuh untuk menampilkan nama baiknya saja dan menyetujui percobaan itu, tidak melaksanakan sendiri proses percobaannya. Berlawanan dengan sistem yang lama, keterlibatan negara bagian atau pemerintah tidak dibutuhkan.

Apa yang dapat menjadi keuntungan dari program sertifikasi IDSA ini ?


Untuk pertama kalinya, praktisi pada entry level dapat dites kemampuannya sesuai dengan standard profesinal dan menjadi "desainer produk bersrtifikasi IDSA". Kesuksesan (atau kegagalan) mereka akan merefleksikan secara langsung sekolah mereka, yang kemudian akan menjadi catatan pengaruh pasar dari luar secara nyata, mekanisme dan biaya yang kompetitif bagi sekolah dibandingkan dengan standard profesi sebenarnya.


Perusahaan yang membutuhkan desainer, untuk pertama kalinya, dapat menerima bukti dari kemampuan kandidat profesionalnya. Apa gunanya yang dulu menjadi lulusan mengambang dan potfolio seadanya yang lebih sesuai untuk sekolah seni daripada dunia bisnis ? Apa gunanya dulu banyak lulusan tetapi banyak yang tidak kompeten secara profesional ? Proses penyaringan yang dilakukan oleh sertifikasi IDSA akan mengurangi resiko dari menyewa dan mahalnya pelatihan kembali dari perusahaan.


Para praktisi desain, untuk pertama kalinya, dapat menerima kepercayaan secara profesional dari klien. Dalam sebuah jaman dimana lulusan sarjana 10 kali lebih banyak daripada 50 tahun yang lalu, dan hampir tidak berarti secara profesional, praktisi butuh lebih dari sebuah peningkatan nilai lulusan S1 untuk mendemonstrasikan qualifikasi superior mereka.


Mahasiswa, untuk pertama kalinya, dapat tahu secara pasti apa yang dituntut oleh dunia profeisi pada mereka. Yang lebih penting, mereka dapat tahu apakah mereka dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sertifikasi IDSA pasti akan menjadi sebuah referensi penting, dan sebuah insentif yang kuat bagi mahasiswa untu menuntut jurusan dan staff pengajar menyiapkan mereka untuk itu.


Yang terbaik dari semuanya, para pendidik akan memiliki standard pasar yang sebenarnya untuk kompetensi profesional. Mereka akan memiliki insentif nyata untuk mengubah program mereka agar dapat membuat mahasiswa memenuhinya, dan agar program mereka dapat bertahan secara kompetitif. Lihatlah apa yang terjadi ketika statistik yang dipublikasikan mengidentifikasi persentase tahunan dari tiap lulusan sekolah yang memperoleh sertifikat.


Dengan menerapkan sertifikasi, IDSA akan mengikuti tradisi sejarahnya dan komitmennya menjadi pemimpin nasional dari profesi desain dengan tidak hanya menyeleksi standard, tetapu dengan menjamin bahwa mereka secara nyata memenuhi standard entry level praktisi. Banyak yang akan bilang, ini sudah waktunya.


Jika bukan sertifikasi, lalu apa ? JIka bukan IDSA, lalu siapa ? Jika tidak sekarang, lalu kapan ?

DEFINISI KELOMPOK INDUSTRI KREATIF versi DEP DAG RI

DEFINISI KELOMPOK INDUSTRI KREATIF

  1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan, antara lain: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik.

  2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru bangunan dan informasi produksi antara lain: arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, dokumentasi lelang, dll.

  3. Pasar seni dan barang antik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan perdagangan, pekerjaan, produk antik dan hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.

  4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan antara lain barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi.

  5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan.

  6. Desain Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

  7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi Video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video,film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

  8. Permainan interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.

  9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi musik.

  10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

  11. Penerbitan & Percetakan : kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.

  12. Layanan Komputer dan piranti lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak & piranti keras, serta desain portal.
  13. Televisi & radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.
  14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkati dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Kamis, 19 Juni 2008

Shape-Shifting BMW Concept Car Is Made of CLOTH



BMW has created a concept car called the GINA Light Visionary Model, which takes a seamless, plastic-coated lycra material, and stretches it over a metal frame with moving parts—allowing for the car to have shape-shifting properties. The shape of the body can be changed without tearing or loosening the fabric, and the steering wheel, gauges and headrest all move into place after you sit down in the car.

The car is based off a 4.4-liter Z8 with a six-speed automatic transmission. The body is composed of just four panels—hood, sides and rear—and the material is water resistant. As far as shape-shifting goes, the car can alter things like adding or removing a spoiler, or widening fenders. I'm not sure about you, but my mind=blown.

STAY ALIVE

Regard
Ventammo brother

Rabu, 18 Juni 2008

dua buku baru desain produk

Salam sejahtera,

Telah terbit dua jilid (1 dan 2) buku ajar 'Disain
Produk 1 dan 2' (buku dari empat buku yang disiapkan),
masing-masing adalah:

Disain Produk 1: Disain, disainer, dan proyek disain.
Disain Produk 2: Analisis dan konsep disain.

Dua buku lagi sedang dalam proses dicetak.

Jika rekan-rekan ada yang berminat, bisa menghubungi
langsung Penerbit ITB, Attn: Ibu Tuti, Tel.
022-2504257 Bandung.

Terima-kasih, semoga bermanfaat.


Bram Palgunadi

Selasa, 17 Juni 2008

Grobal Planter



Sometimes ‘it’s not easy being green’, and a little help is needed to make our living space or office cubicle greener and cleaner without much maintenance. Enter the ‘techno-organic’ Grobal planter, a super-stylish self-watering planter that is a foolproof way to grow plants and flowers without day-to-day watering or green-thumb know-how. Invented by Treg Bradley and designed with the high-gloss biomorphism of superstar Karim Rashid, Grobal is ideal for cultivating house plants, flowers, herbs, orchids, and succulents. Let the internal ‘grow chamber’ do the work, and you can sit back and nurture yourself and your plants in self-sufficient, eco-style.

Each Grobal egg-shaped vessel is made from a durable high-gloss plastic, available in a range of pop-art colors (see the line-up below). The easily accessible “grow chamber” draws water and nutrients from the reservoir below into the soil in the top chamber. Each Grobal kit comes with a DIY greening system: the Grobal self-watering planter, Grobal soil, 3 - Grobal ‘plant food hydropaks’ and simple, illustrated, full-color instructions. You can easily transplant your favorite house plant, carnivorous plant, succulent or just about any other plant you like into the Grobal planter. Maintenance simply entails adding water through the ‘Nutriport’ into the reservoir when the water level indicator reaches the lower line as well as feeding your plant with the contents of one Grobal plant food hydropak. The groovy Grobal watering system does the rest.


Stay Alive

Regards,

Ventammo Brother

Rabu, 11 Juni 2008

Parasolar, Green Technology for Public Seating Area















Parasolar is a revolutionary new green gadget which seems to change the way people view the public seating and thus setting a high standard pertaining to the green future gadgets which shall be subjected to public use. It uses solar energy thus making it a sustainable product and environmentally friendly. Many interactive & educational elements are also incorporated into this design, like, the OLED visual display projecting information to the masses which relates to sustainability issues. The structure design and execution look unique and cool. With natural resources surrounding the structures, Parasolar is sure a breath of fresh air in this concrete jungle.


Senin, 09 Juni 2008

Cockpit and cabin

Very light jets (VLJs) are the newest addition to the aviation industry. With such innovative capabilities as short runway take-offs and a 370-knot cruising speed, VLJs are expected to significantly change the way people travel. At the forefront of this change is Eclipse Aviation, a US-based company, manufacturing jets that defy the old rules of hub-and-spoke air travel. To solidify its position at the forefront of lightweight aviation innovation, Eclipse approached IDEO to design a cockpit and cabin for the Eclipse 500 jet.

Challenged by such constraints as the small size of the jet's pressurized cabin, IDEO's team of human factors specialists, industrial designers, and mechanical engineers began looking at ways to maximize the space and provide intuitive interactions for pilots and passengers. IDEO worked with pilots, aircraft owners, and potential Eclipse 500 buyers to understand that while functions and requirements differ between cockpit and cabin, both zones can embrace a common design theme. The resulting solution minimizes visual clutter and superfluous details, creating an interior that is both user-friendly and elegant.

The Eclipse 500's cockpit features a harmonized instrument panel to reduce complexity, with controls grouped and labeled according to flow, reach and handedness considerations. The result is an overall look of simplicity and purpose. A military-style sidestick control offers the pilot a more natural feel and easier operation. LED lighting illuminates the cockpit with a serene, glare-free glow.

Using full-scale prototypes and real flight times, IDEO utilized a number of methods to design the configuration of the cabin. Designers leveraged the interior geometry, a variety of materials, and clever lighting to create a feel bigger than the actual size. Amenities such as a custom-designed in-flight entertainment system featuring MP3 and XM Satellite Radio, refreshment center, and roll away lavatory all enhance the jet's commuter-friendly visage.

Eclipse Aviation has sold more than 2,500 jets, worth a record-breaking $3.8 billion. The Eclipse 500 won the 2005 Robert J. Collier Trophy for "leadership, innovation and the advancement of general aviation."

Minggu, 08 Juni 2008

Futuristic Tennis Game in 2083




















Can you imagine the game of Tennis in 2083 or 75 years from now? Lacoste has given a new futuristic 3D look to the Tennis game. The players’ look would include unique clothing, amazing footwear, and stylish eyewear. The game would be entirely different where you will be in a robotic suit holding a foldable racket. The ball would be coming from under the floor and appear to be arrived from a different planet. With the awesome graphics and amazing appearance, the game would be really exciting for anybody. So, get ready to play this futuristic game.

STAY ALIVE

regard

VENTAMMO BROTHER

Rabu, 04 Juni 2008

PAMERAN TERDEKAT















TERUSSS BERKARYAAAAAAAA

STAY ALIVE

regard
VENTAMMO BROTHER

millennium promise competition


Only 2 Weeks Left to Enter!
Millennium Promise Competition

$10,000 in prize money

This is one competition that really matters to the world!

Winning designs will be used in the global fight to end extreme poverty.

Entries close June 17!
Click here for full details

design21sdn.com
DESIGN 21: Social Design Network
Better design for the greater good


Senin, 02 Juni 2008

solar powered vehicles




the past few years have seen a dramatic rise in the popularity of alternate energy sources, particularly solar power. the technology which directly converts the sun's rays into electricity is proving to be one of the more commonly used 'green' energies in the transportation markets. as research into solar power continues to accelerate and designers are busy trying to challenge peoples ideas of how vehicles that use it can look. over the next three pages is an eclectic selection of vehicles that use 'reliable' solar technologies.

Stay Alive

regard

Ventammo brother

POLYGONINTERNATIONALBIKECOMPETITION

sydneydesignfestival2008


as part of the cultural program of the 12th international design festival sydney (8-24, august, 2008), designboom will host a group exhibition of international design professionals from around the world. the designboom mart will take place at the city's powerhouse museum from 14 -17 august, 2008. with approximately 2 months to go places are filling up fast! if you would like to participate at this event please send us some examples of your work.

Stay alive!!

regard
ventammo brother